Keamanan teknologi dalam industri pembayaran digital saat ini begitu penting terutama dalam perlindungan data diri. Apalagi keamanan bagi para penyedia bisnis fintech (financial technology) yang dapat dianggap sebagai sasaran empuk peretasan para penjahat siber. Namun tenang saja, masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk melindungi data diri dari serangan peretasan di dunia digital salah satunya saat melaksanakan transaksi keuangan digital.
Para peretas biasanya akan menyerang data pribadi, data finansial, maupun data kesehatan para korban. Keamanan dalam bertransaksi inilah yang seringkali luput dari perhatian para pemilik rekening. Peretasan tersebut biasanya melalui kemampuan transfer data melalui jaringan, yang juga dapat ditembus melalui malware yang dapat merusak sistem dan misdelivery yang dapat membelokkan transaksi pemilik rekening.
Saat melakukan transaksi keuangan digital ada baiknya hanya dilakukan tidak lebih dari lima menit. Pemakaian lima menit dalam transaksi digital dapat mengurangi terjadinya peretasan yang dilakukan cyber attack lewat Internet of Things. Dikutip dari Medcomm, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyarankan agar para masyarakat tidak melakukan keuangan secara digital lebih dari lima menit. Hal ini agar terhindar dari cyber attack. “Jangan lebih dari lima menit, jika membutuhkan waktu lebih, sebaiknya log out dulu baru log in kembali.” tambah Direktur Inovasi Keuangan Digital OJK, Dino Milano.
Selain melakukan log in kembali, para pemilik tidak perlu menyimpan kartu debit dan kartu kredit di dompet digital atau pasar digital (marketplace). Hal ini mengurangi resiko kerugian akibat menyimpan data di e-commerce yang memiliki sistem keamanan rendah. Yang terpenting, pastikan kamu selalu mengaktifkan notifikasi pada handphone-mu agar jika ada transaksi yang mencurigakan segera dilakukan tindakan.
